FOTO: AyatAyatCinta.net |
Perasaan itu susah ditebak. Muncul tiba-tiba, ilang juga
tiba-tiba. Udah temenan lama, nggak kepikiran bakal suka, tau-tau pas bangun
tidur perasaan itu udah ada.
Kita semua pasti pernah ngerasain yang namanya suka sama
temen deket, atau temen sekelas. Kecuali kalo dikelas lo cuma lo doang
muridnya, atau lo masih TK nol kecil, pasti nggak pernah ngerasain.
Intensitas ketemu, ngobrol, becandaan, dan sering curhat
mungkin aja perlahan, sedikit demi sedikit menimbulkan benih-benih cinta, atau
minimal rasa suka.
Dan ketika lo suka sama temen deket lo, ada 2 kemungkinan
yang bisa terjadi. Satu, lo menyatakan perasaan lo ke dia, lalu dia terima dan
kalian jadian. Kedua, tidak menyatakan perasaan lalu kemudian dipendam, sampai
waktu yang tak bisa ditentukan.
Pada postingan ini, gue mau ngebahas tentang memendam
perasaan kepada teman.
Menjadi pemendam rasa itu hidupnya selalu dipermudah, bisa
dengan mudah bahagia walaupun cuma dapat senyum dari dia yang disuka, dan bisa
dengan mudah nyesek ketika melihat dia dengan yang lain. Pengen cemburu nggak
bisa, karena bukan siapa-siapanya. Eh enggak deng, kamu deket kok sama dia,
tapi… CUMA TEMEN.
Kadang cewek dan cowok (yang berteman) udah sering jalan
berdua, ketawa-ketawa bareng, bukan berarti mereka bakal dengan mudah jadian. No!
Big No. kenyataannya bakal lebih rumit dari itu.
Statusisasi pertemenan
yang rumit bisa jadi membuat keduanya, atau salah satu dari mereka (khususnya
si cowok) nggak pernah bisa menggungkapkan perasaan yang sebenarnya.
FOTO: DIGALERI.COM |
Pertanyaannya: apakah sesulit itu mengungkapkan rasa
kepada teman?
Ya, kedekatan yang sudah terjalin dalam pertemanan
seharusnya lebih memudahkan untuk bisa jadian, udah tau sama tau sifat
masing-masing, udah nggak canggung untuk ngobrol bareng, udah nggak perlu lagi
PDKT, karena emang udah dekat.
Tapi dekat saja
ternyata nggak cukup buat bisa jadian, perlu keberanian yang lebih untuk
menyatakan perasaan ingin lebih dari sekedar teman. Sayangnya, banyak dari
mereka yang lebih memilih untuk memendam rasa dari pada harus mengungkapkan.
Disini gue coba menjabarkan apa aja yang membuat seseorang
memutuskan untuk memendam perasaannya.
Langsung aja simak baik-baik, pokoknya jangan sampe kedip.
Pertemanannya Lebih Berharga
Mungkin orang yang nggak mengungkapkan perasaan, cuma nggak
mau ngerusak pertemanan. Karena kedekatan dia dengan kamu jauh lebih berharga,
dibanding perasaan suka yang dia punya. Dia takut kalo dia ngungkapin, malah
kalian jadi beda, jadi canggung untuk bicara, dan ujungnya nggak saling sapa. Ketakutan
itu yang akhirnya membuat dia lebih memilih untuk mengubur dalam-dalam perasaan,
demi sebuah hubungan yang bernama pertemanan.
Menunggu Kepastian
Siapa sih orang yang nggak takut ditolak, apalagi yang
ditembak temen sendiri, kejadian di point pertama pasti bakal beneran terjadi,
temenannya jadi beda, jadi canggung untuk bicara, dan akhirnya nggak saling
sapa. Maka dari itu, seseorang lebih memilih untuk memendam rasanya (untuk
sementara) sampai dapat kepastian dia bakal diterima. Walaupun kepastiannya
adalah menunggu untuk selamanya, karena bisa jadi dia nggak pernah ngasih
kepastian.
Miris.
Waktunya Nggak Tepat
Kita nggak pernah tau kapan perasaan itu akan muncul. Sialnya,
kadang perasaan itu muncul di waktu yang nggak tepat, ketika dia sudah
berpacar, atau sudah menjadi milik orang lain. Ini keadaan yang paling bikin
penderitanya gemes pengen narik-narik jenggot Limbad. Gimana enggak, dulu
ketika dia single nggak ada perasaan sama sekali, tapi kenapa pas udah
punya pacar perasaan itu tiba-tiba muncul.
Cinta
itu kayak jerawat, tiba-tiba muncul, bikin resah, susah dihilangkan.
Pada kasus ini, si pemendam rasa nggak tau mesti ngapain,
pengen nyatakan cinta nggak mungkin, pasti bakal ditolak, pengen nyuruh mereka
putus, emang lo siapanya? Seberani itu nyuruh-nyuruh. Akhirnya dia cuma bisa
nunggu. Nunggu sampe mereka putus, atau sampe suatu titik dia menyerah, dan
berubah menjadi seorang pedofil.
Terjebak Friendzone
Ini rumit, rumit bingit. Cewek dan cowok kadang lupa kalo pertemanan
mereka nggak selalu berjalan mulus, sampai ada suatu ketika timbul perasaan
suka. Dan sedihnya kalo rasa suka yang timbul hanya disalah satu dari mereka,
satunya lagi cuma nganggap temenan biasa, nggak lebih. Perhatian yang dikasih
cuma di anggap sewajarnya perhatian dari temen. Kalo udah gini mau gimana lagi?
Yang bisa dilakukin cuma memendam rasa, sambil berharap suatu saat dia peka.
Ditolak Sebelum Mengungkapkan
Sesuatu yang pasti itu lebih menyakitkan. Apalagi pas tau
kita bakal ditolak. Rasanya tuh kayak.. elo lagi perang, belum sempet adu
pedang sama lawan lo, eh lo udah mati duluan gara-gara pedang lo nggak sengaja
lo telen. TSAKIT KHAN?
Jadi gini, misalkan Budi udah deket sama Ani, udah temenan
lama. Ternyata diem-diem Budi suka sama Ani, tapi Budi tau kalo Ani nggak suka
sama Budi, tipe pacar yang Ani mau nggak ada nyerempet-nyerempet nya di diri
Budi. Ani suka cowok yang cakep, tapi muka Budi mirip kadal blasteran. Ani suka
cowok yang cool, tapi Budi hobby nya aja tidur-tiduran di kurung batang.
Kalo udah gitu kan nggak bakalan Ani mau nerima Budi. Jadinya
Budi nggak berani deh ngungkapin perasaan ke Ani, akhirnya Budi pendem perasaan
itu.
Itulah beberapa penyebab seseorang memilih memendam
perasaannya ketimbang harus mengungkapkan, terlepas itu pilihan atau karena
keadaan yang nggak memungkinkan untuk mengungkapkan.
Conclusion:
- - Memendam perasaan dilakukan
oleh seseorang yang berani mencintai, namun takut untuk menerima resikonya.
- -Cinta yang tak pernah
diungkapkan biasanya lebih besar ketimbang cinta yang buru-buru diungkapkan.
- -Sebesar apapun cinta yang
dipendam, akan tetap kalah dengan mereka yang cintanya tak sebesar kamu, namun
berani mengungkapkan dengan indah.
- - Namun pilihlah dia yang
tidak pernah mengungkapkan cinta, tapi tindakannya selalu diiringi rasa cinta
terhadapmu.
Sekian postingan gue, semoga lo lo yang baca ngerti sama
yang gue omongin :D
Btw, lo pernah nggak memendam perasaan? kalo pernah apa
alasannya? Kasih komentar ya di comment box. :D
See u :))