Jumat, 23 Januari 2015

Sekian Lama Nggak Ngeblog

Nggak kerasa semester 3 sudah selesai, dan gue nggak ngeblog selama satu semester ini #ApaIniYangNamanyaBlogger #BloggerSesat #bloggerMurtad

Selama 4 bulan  gue nggak ngeblog bukan karena gue males, tapi karena gue sibuk, sibuk organisasi ditambah lagi tugas kuliah yang makin ganas, buat waktu gue nggak ada lagi untuk ngeblog, akhirnya blog gue tak terurus.

Ini semua bermulai ketika gue selesai jadi maba, gue dan temen-temen angkatan gue dinyatakan lulus dari pembinaan, pembinaan oleh kakak tingkat di Hima (himpuan mahasiswa) jurusan gue, setelah lulus pembinaan, gue dan temen-temen gue dilantik untuk menjadi pengurus hima, karena untuk keberlanjutan hima di jurusan, harus ada regenerasinya, sebenarnya untuk menjadi pengurus hima itu sesuai kemauan kita, banyak dari temen-temen gue yang memilih untuk tidak menjadi pengurus. Tapi gue yang dari dulu nggak pernah ikut organisasi, kali ini gue mau coba masuk dalam organisai, gue mau ngerasain gimana rasanya ikut organisasi, gue mau belajar berorganisasi, akhirnya gue mutusin untuk jadi pengurus di hima jurusan gue kuliah.

Banyak hal yang gue alamin, banyak hal juga yang baru gue dapetin walaupun baru beberapa bulan gue ikut organisasi ini, mulai dari rapat yang kadang baru selesai malam hari, jadi panitia di acara yang kita selenggarain, sampai waktu itu gue ikut ke Unpad dalam acara PTPN (Pekan Teknik Pertanian Nasional), jadi mahasiswa jurusan teknik pertanian dari berbagai universitas di Indonesia kumpul disitu, tentunya dalam wadah organisasi juga.

Di situ gue ketemu mahasiswa dari USU, unsri, UB, UGM dll, yang pengalaman organisasinya jauh lebih baik daripada gue, itu gue lihat dari cara mereka  berbicara, dari cara mereka berdiskusi, gue yang baru ikut organisasi cuma bisa diem disana.

keliatan kan gue yang mana? 

Disana gue kagum, terlebih lagi gue tipe orang yang ketika melihat sesuatu yang bikin gue kagum, gue terobsesi untuk melakukan itu, kayak misalnya waktu gue ngeliat stopmotion Aulion, gue langsung nyoba bikin, ketika gue ngeliat stand up comedy, gue nyoba stand up, ya walaupun cuma di depan kelas, dan ketika gue ngeliat Indovidgram, gue nyoba bikin video lucu, semua itu gue coba dan lakuin, dan sayangnya ketika udah nyoba yaudah gue lepas gitu aja, nggak gue tekunin lagi.

Dan ini yang sekarang  gue rasain dalam organisasi, ketika gue pulang dari Bandung yaudah rasa kagum itu ilang, nggak ada keinginan gue buat hebat dalam berorganisasi seperti mereka, nggak ada lagi keinginan buat menekuni organisasi lebih dalam.

Gue berpikir apa yang gue lakuin selama ini, ikut organisasi, ya sama kayak yang kebanyak mahasiswa lakuin, gue nggak bisa kayak gini doang, gue orangnya suka ngelakuin hal beda, hal yang nggak banyak orang lakuin.

Kata kating gue, organisasi itu penting, kalo kerja yang ditanya apa riwayat organisasinya,  oke gue setuju organisasi penting, tapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu potensi. Keahlian yang gue miliki yang harusnya gue kejar dan  gue pelajari lebih dalam.

Dalam organisasi ini jujur gue ngerasa lebih baik, tapi gue nggak menemukan passion gue disini.

Gue juga nggak tau ‘nulis’ passion gue atau bukan, tapi mulai detik ini dan kedepannya, gue bakal nyoba untuk ngeblog terus.

Gue pengen balik lagi ke hal pertama yang bikin gue kagum, ngeliat Raditya Dika menulis. Semoga mulai dari postingan ini gue bakal lancar bikin postingan seterusnya.

Doain yaaaa.

Amiiin.



Minggu, 18 Mei 2014

Memendam Perasaan

                              

  FOTO: AyatAyatCinta.net

Perasaan itu susah ditebak. Muncul tiba-tiba, ilang juga tiba-tiba. Udah temenan lama, nggak kepikiran bakal suka, tau-tau pas bangun tidur perasaan itu udah ada.

Kita semua pasti pernah ngerasain yang namanya suka sama temen deket, atau temen sekelas. Kecuali kalo dikelas lo cuma lo doang muridnya, atau lo masih TK nol kecil, pasti nggak pernah ngerasain.

Intensitas ketemu, ngobrol, becandaan, dan sering curhat mungkin aja perlahan, sedikit demi sedikit menimbulkan benih-benih cinta, atau minimal rasa suka.

Dan ketika lo suka sama temen deket lo, ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi. Satu, lo menyatakan perasaan lo ke dia, lalu dia terima dan kalian jadian. Kedua, tidak menyatakan perasaan lalu kemudian dipendam, sampai waktu yang tak bisa ditentukan.

Pada postingan ini, gue mau ngebahas tentang memendam perasaan kepada teman.

Menjadi pemendam rasa itu hidupnya selalu dipermudah, bisa dengan mudah bahagia walaupun cuma dapat senyum dari dia yang disuka, dan bisa dengan mudah nyesek ketika melihat dia dengan yang lain. Pengen cemburu nggak bisa, karena bukan siapa-siapanya. Eh enggak deng, kamu deket kok sama dia, tapi… CUMA TEMEN.

Kadang cewek dan cowok (yang berteman) udah sering jalan berdua, ketawa-ketawa bareng, bukan berarti mereka bakal dengan mudah jadian. No! Big No. kenyataannya bakal lebih rumit dari itu.

Statusisasi  pertemenan yang rumit bisa jadi membuat keduanya, atau salah satu dari mereka (khususnya si cowok) nggak pernah bisa menggungkapkan perasaan yang sebenarnya.


FOTO: DIGALERI.COM
Pertanyaannya: apakah sesulit itu mengungkapkan rasa kepada teman?


Ya, kedekatan yang sudah terjalin dalam pertemanan seharusnya lebih memudahkan untuk bisa jadian, udah tau sama tau sifat masing-masing, udah nggak canggung untuk ngobrol bareng, udah nggak perlu lagi PDKT, karena emang udah dekat.

Tapi dekat saja ternyata nggak cukup buat bisa jadian, perlu keberanian yang lebih untuk menyatakan perasaan ingin lebih dari sekedar teman. Sayangnya, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk memendam rasa dari pada harus mengungkapkan.

Disini gue coba menjabarkan apa aja yang membuat seseorang memutuskan untuk memendam perasaannya.
Langsung aja simak baik-baik, pokoknya jangan sampe kedip.

Pertemanannya Lebih Berharga

Mungkin orang yang nggak mengungkapkan perasaan, cuma nggak mau ngerusak pertemanan. Karena kedekatan dia dengan kamu jauh lebih berharga, dibanding perasaan suka yang dia punya. Dia takut kalo dia ngungkapin, malah kalian jadi beda, jadi canggung untuk bicara, dan ujungnya nggak saling sapa. Ketakutan itu yang akhirnya membuat dia lebih memilih untuk mengubur dalam-dalam perasaan, demi sebuah hubungan yang bernama pertemanan.

Menunggu Kepastian

Siapa sih orang yang nggak takut ditolak, apalagi yang ditembak temen sendiri, kejadian di point pertama pasti bakal beneran terjadi, temenannya jadi beda, jadi canggung untuk bicara, dan akhirnya nggak saling sapa. Maka dari itu, seseorang lebih memilih untuk memendam rasanya (untuk sementara) sampai dapat kepastian dia bakal diterima. Walaupun kepastiannya adalah menunggu untuk selamanya, karena bisa jadi dia nggak pernah ngasih kepastian.
Miris.

Waktunya  Nggak Tepat

Kita nggak pernah tau kapan perasaan itu akan muncul. Sialnya, kadang perasaan itu muncul di waktu yang nggak tepat, ketika dia sudah berpacar, atau sudah menjadi milik orang lain. Ini keadaan yang paling bikin penderitanya gemes pengen narik-narik jenggot Limbad. Gimana enggak, dulu ketika dia single nggak ada perasaan sama sekali, tapi kenapa pas udah punya pacar perasaan itu tiba-tiba muncul.

Cinta itu kayak jerawat, tiba-tiba muncul, bikin resah, susah dihilangkan.

Pada kasus ini, si pemendam rasa nggak tau mesti ngapain, pengen nyatakan cinta nggak mungkin, pasti bakal ditolak, pengen nyuruh mereka putus, emang lo siapanya? Seberani itu nyuruh-nyuruh. Akhirnya dia cuma bisa nunggu. Nunggu sampe mereka putus, atau sampe suatu titik dia menyerah, dan berubah menjadi seorang pedofil.

Terjebak Friendzone

Ini rumit, rumit bingit. Cewek dan cowok kadang lupa kalo pertemanan mereka nggak selalu berjalan mulus, sampai ada suatu ketika timbul perasaan suka. Dan sedihnya kalo rasa suka yang timbul hanya disalah satu dari mereka, satunya lagi cuma nganggap temenan biasa, nggak lebih. Perhatian yang dikasih cuma di anggap sewajarnya perhatian dari temen. Kalo udah gini mau gimana lagi? Yang bisa dilakukin cuma memendam rasa, sambil berharap suatu saat dia peka.

Ditolak Sebelum Mengungkapkan

Sesuatu yang pasti itu lebih menyakitkan. Apalagi pas tau kita bakal ditolak. Rasanya tuh kayak.. elo lagi perang, belum sempet adu pedang sama lawan lo, eh lo udah mati duluan gara-gara pedang lo nggak sengaja lo telen. TSAKIT KHAN?

Jadi gini, misalkan Budi udah deket sama Ani, udah temenan lama. Ternyata diem-diem Budi suka sama Ani, tapi Budi tau kalo Ani nggak suka sama Budi, tipe pacar yang Ani mau nggak ada nyerempet-nyerempet nya di diri Budi. Ani suka cowok yang cakep, tapi muka Budi mirip kadal blasteran. Ani suka cowok yang cool, tapi Budi hobby nya aja tidur-tiduran di kurung batang.

Kalo udah gitu kan nggak bakalan Ani mau nerima Budi. Jadinya Budi nggak berani deh ngungkapin perasaan ke Ani, akhirnya Budi pendem perasaan itu.

Itulah beberapa penyebab seseorang memilih memendam perasaannya ketimbang harus mengungkapkan, terlepas itu pilihan atau karena keadaan yang nggak memungkinkan untuk mengungkapkan.

Conclusion:

-       -  Memendam perasaan dilakukan oleh seseorang yang berani mencintai, namun takut untuk menerima resikonya.

-         -Cinta yang tak pernah diungkapkan biasanya lebih besar ketimbang cinta yang buru-buru diungkapkan.

-        -Sebesar apapun cinta yang dipendam, akan tetap kalah dengan mereka yang cintanya tak sebesar kamu, namun berani mengungkapkan dengan indah.

-        - Namun pilihlah dia yang tidak pernah mengungkapkan cinta, tapi tindakannya selalu diiringi rasa cinta terhadapmu.

Sekian postingan gue, semoga lo lo yang baca ngerti sama yang gue omongin :D

Btw, lo pernah nggak memendam perasaan? kalo pernah apa alasannya? Kasih komentar ya di comment box. :D


See u :))

Sabtu, 03 Mei 2014

Postingan yang Telat

Tanggal 28 April kemarin hari spesial buat gue, akhirnya gue ulang tahun lagi, setelah satu tahun gue nggak ulang tahun.

Gue udah nunggu-nunggu moment ulang tahun ini,  gue liat kalender tiap hari, gue mengamati datangnya hilal tiap sore, gue kira ulang tahun gue bakal maju 11 hari, tapi ternyata nggak, tetep sama kayak tahun lalu, tetep 28 April. Untung gue nggak buru-buru masak opor sama ketupat.

Ini ulang tahun gue yang ke-19, harapan gue sih semoga umur gue ditahun depan jadi 20, itu berarti tahun depan gue bakal berkepala dua, berbadan dua, ber-sel 2, gue membelah diri, ternyata gue Amoeba.

Ulang tahun kali ini rasanya beda, beberapa tahun lalu selalu aja ada orang spesial setiap gue ulang tahun (kalo nggak salah sebutannya ‘pacar’, kalo nggak salah sih, gue udah lupa pacar itu apa). Iya, dia yang diem-diem ngumpet masuk kekamar, bangunin gue tidur sambil bawa kue, atau dia yang sekedar ngasih kado, atau dia yang ngucapin selamat ulang tahun pertama ke gue.

Jadi beberapa hari sebelum ulang tahun gue selalu menebak-nebak, kira-kira dia bakal ngasih gue apa, apa bakal ngasih gue buku sama alat tulis, atau peci sama sarung. Gue juga harap-harap cemas kira-kira dia ngasih surprise atau nggak, surprise nya bakal bikin gue tercengang atau nggak. Semua pemikiran-pemikiran itu seringkali bikin gue banyak berharap. Dan untungnya sang pacar pasti mengabulkan harapan itu.

Dulu.

Sekarang gue sadar, kalo bumi pasti berputar. Disaat kita sekarang punya harta yang bisa kita  banggakan, tapi suatu saat kita bakal kehilangan harta itu. Sekarang gue nggak punya pacar, gue ngerasa kalo tahun ini ulang tahun gue nggak ada spesial-spesialnya, nggak akan surprise, nggak akan ada kado, nggak akan ada orang yang bela-belain tidur larut malam demi jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun ke gue.

Maka dari itu gue nggak berharap banyak sama ulang kali ini. Bahkan nunggu jam 00:00 aja gue enggak, gue nggak mau kecewa dengan nunggu selarut malam itu demi tau siapa yang bakal ngucapin pertama kali, tapi gue malah mendapati HP gue nggak ada sms masuk, atau sekalinya ada dari operator. Nggak, gue nggak mau kecewa karena itu.

Miris. Sedih. Hina.

Aku tak layak berada dibumi ini Tuhan, udara sejuk-Mu tak pantas aku hidup.

Ibu Peri kutuk aku jadi burung onta!

Ahkirnya HP gue silent dan gue tinggal tidur.

Ketika gue bangun, gue  nggak nyangka ternyata masih ada orang-orang yang kasian peduli sama gue , ngucapin tengah malem. Makasih buat yang udah ngucapin tengah malem, ya walaupun gue bacanya pagi hehe.

Selain itu makasih juga buat teman-teman lama gue yang ternyata belum lupa sama ulang tahun gue, makasih buat teman-teman sosial media yang udah ngucapin, yang doain gue makin gokil, makin nge-hits, cepet dapet pacar, sama bisa bikin buku, amiiin deh.

Dan terimakasih sebesar-besarnya buat temen-temen TEKTAN 13 yang udah ngasih surprise ke gue. *ketchup satu-satu*

-
Gue mau cerita sedikit tentang surprise dari mereka.

Waktu itu gue terkejut, mereka beramai-ramai datang kekosan gue, tanpa sepengetahuan gue. Mereka diam-diam datang, mengendas-ngendus, merangkak ke arah kamar gue melalaui gorong-gorong, ketika sudah didepan pintu kamar gue, salah satu dari mereka mengetuk pintu. “tok..tok..tok

Tapi gue nggak menghiraukan, gue pikir pintu kamar sebelah yang diketuk, jadi gue biarin aja, lagian waktu itu gue juga lagi sibuk ngusirin semut yang lagi asik gandengan tangan di depan gue, kan pedih liatnya.

Dan tiba-tiba..

“jederrrr..” pintu kamar gue kebuka, mereka langsung masuk sambil membawa kue dan nyanyi-nyanyi. Iya, langsung masuk, nggak lepas sepatu dulu. Mana pas bener lantainya abis gue pel.

Tanpa ampun mereka menginjak-injak lantai gue, menginjak-injak kasur gue, menginjak-injak harga diri gue. Alhasil kamar gue kotor lagi.

Nggak cuma disitu, karena kosan gue sempit, gue diajak keluar untuk motong kue-nya, pas gue lagi jalan keluar, gue ngeliat sebagian dari mereka bawa ember berisi air kotor dan bawa tepung sama telor. Ngeliat ember itu gue langsung kabur, tapi belum sempet lari jauh eh gue udah ketangkep dan dipegangin, gue nggak bisa kemana-mana lagi, gue minta tolong sama ibu peri, ibu peri nya lagi ada acara arisan, ya wajar namanya juga ibu-ibu.

Dengan berserah diri kepada Tuhan, gue cuma pasrah disiram pake air, tepung dan telor.

Stay cool.


Gue tau, siram-siraman itu kebiasaan waktu zamannya Firaun masih seneng-senengnya maen layangan, harusnya nggak dipake lagi dizaman maju seperti ini. Tapi yaudahlah yang penting seru, yang penting asik, yang penting gue dapet kue.

Tapi gue seneng, dibalik kelakuan mereka yang abnormal, tapi mereka care juga. Kalo mau tau anak-anak tektan gimana, gue pernah nulis sifat-sifat mereka di blog tektan ini.

Sekali lagi makasih buat TEKTAN 13 tanpa terkecuali, terutama buat kamu..

Iya kamu..

Kamu yang lagi baca ini sambil ngupil.

Makasih buat kado-berbungkus-kertas-hijau-bermotip-batik-nya ya.

Moment ini nggak akan gue lupain sampe kapanpun.


Conclusion:

Tuhan itu Maha Adil, Dia nggak akan setega itu ngebiarin kita hidup sendirian, disaat kita kehilangan seseorang spesial dalam hidup kita (pacar), Tuhan memberikan seseorang lain untuk menggantikannya. Mungkin bukan berarti pacar baru, bisa aja orang itu dalam wujud teman, kayak yang gue alami sekarang.

Gue setuju dengan kata Edgar di film Manusia Setengah Salmon, 
ada yang lebih baik ditempat yang lebih baru.


Ditempat yang lebih baru ini, gue menemukan temen-temen yang lebih baik lagi, yang gue anggap seperti saudara sendiri. 

Tektan 13, tapi nggak lengkap.

Rabu, 02 April 2014

Gara-Gara LDR (Cerpen)

Larasati dan Nanang berpacaran sejak caturwulan ke-2 kelas 12 SMA, dan kini hubungannya sudah berjalan 4 bulan, masih berjalan baik selayaknya pasangan lain.

Nanang merupakan tipe cowok yang sangat romantis, itu yang membuat Larasati jatuh hati padanya, Larasati atau yang kerap dipanggil Laras itu tidak terlalu menilai seseorang dari fisiknya. Ya, wajah Nanang memang lebih mirip ikan sapu-sapu.

Selama di SMA Nanang dan Laras selalu terlihat bersama, berangkat sekolah bareng, pulang bareng, ganti pembalut bareng.

Pacaran satu sekolah membuat semuanya terasa mudah.

FOTO: majalahouch.com


Bel istirahat kedua berbunyi. Nanang segera menuju kekelas Laras yang hanya berjarak 2 kelas dari kelas Nanang.

“Yang, makan yuk” ajak Nanang kepada Laras yang saat itu sedang sibuk mengerjakan tugas.

“Kamu nggak liat aku lagi sibuk ngerjain tugas, nanti jam terakhir dikumpul tau, kamu makan bareng spidol aja sana!” Jawab Laras kesal. Kebetulan saat itu Laras sedang PMS.

“Oh yaudah” Nanang pergi dengan ekspresi datar.

“Arggghh.. Amboi gadoi rancak banaaaa !!!” Laras makin kesal. Bukan, bukan kesal kepada Nanang, Tapi kesal karena tugas yang ia sedang kerjakan tidak sengaja terkena tumpahan tipe-x yang iya letakkan diatas kepalanya.

Tak lama Nanang kembali kekelas Laras dengan membawa sebuah roti ditangan kiri, ale-ale ditangan kanan, dan 4 bungkus sukro ia gantungkan dileher.

“yang, kamu makan dulu nih, biar tugasnya aku bantu kerjain, oiya ale-alenya jangan lupa digosok dulu ya sayang”

Apa yang dilakukan Nanang sungguh membuat Laras terbengong seketika dengan air liur yang menetes-netes dari mulutnya. Nanang yang tadi ia marahi dan ia cueki, yang ia kira bakal marah, ternyata justru membawakan makanan untuknya. Perhatian kecil tapi bermakna besar untuk laras, yang tak pernah ia dapatkan dari mantan-mantannya.

“makasih sayang, aku mau sama kamu terus, aku mau ketika aku sudah tua, yang pertama kali aku ingat tentang masa SMA adalah kamu sayang” Sambil menatap Nanang yang sedang mengerjakan tugasnya.

“sama-sama sayang, aku juga pengen sama kamu terus” jawab Nanang.

Keromantisan Nanang, dan perhatian Nanang yang selalu ada buat Laras menjadi candu tersendiri untuk Laras. Mulai dari:
-Nanang yang selalu antar-jemput Laras kesekolah
-Nanang yang selalu membelikan pulsa untuk Laras
-Nanang yang selalu membawakan pembalut cadangan untuk Laras, agar suatu saat  ketika Laras tembus, Nananglah orang pertama yang Laras cari.

Laras terlalu bergantung pada Nanang.

Sampai pada akhirnya kelulusan SMA-pun tiba, Laras meneruskan pendidikan di universitas yang masih berada dikota tempat ia tinggal,  sementara Nanang diterima di D3 kedokteran pergururuan tinggi di Papua.
Hal itu mengharuskan Laras dan Nanang pacaran jarak jauh atau bisa disebut LDR. Kenyataan pahit yang harus dimakan mentah-mentah oleh Laras dan Nanang. Terutama untuk Laras, yang tidak bisa jauh-jauh dari pacar sekaligus dewa penolongnnya itu.

Satu minggu pertama berjalan datar saja, setiap malam mereka habiskan untuk terlponan dan sms-an.

“sayang aku kangen kamu, kapan ya kita bisa ketemu?:(“ isi pesan yang Nanang terima dari Laras.

“sama yang, aku juga kangen kamu, kamu sabar ya:)” Nanang mencoba menguatkan laras.

“tapi aku butuh kamu sekarang.. hiks..hiks 1000x”.

Nanang yang tidak tega melihat kesedihan Laras, dengan sifat keromantisannya Nanang berfikir untuk menghibur Laras dengan menyanyikan sebuah lagu yang siapa tau bisa mengobati kangennya Laras. Tanpa pikir panjang Nanang langsung mengambil rebana dari kulkasnya.

Handphone Laras berdering, ada panggilan masuk dari pacarnya, tentu saja Laras dengan antusias mengangkat telpon itu.

“selamat malam, ada yang bisa saya bantu?” ujar Laras.

“sayang, aku punya lagu buat kamu, kamu dengerin yaaa”

Nanang langsung memainkan rebana dan mulai bernyanyi.

“Larasati.. tak pernah berhenti bertindak sesuka hati
Larasati.. menjadi pengawal mencari kitab suci
Walau halangan rintangan membentang tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran
Ha..ha.. sun go kong I sin da ha”

Mendengar lagu yang dinyanyikan untuknya, Laraspun terhenyak, lagi-lagi keromantisan Nanang membuat Laras semakin mencintainya.

“bagus yang lagunya, aku mau kamu nyanyiin itu tiap malem buat aku” pinta Laras.

anything for you, beb” kata Nanang.

FOTO: TUMBLR


Hari demi hari mereka lewati hanya dengan telponan dan sms-an, sampai akhirnya tiba pada titik jenuh dalam sebuah hubungan. Mereka mulai sibuk dengan dirinya masing-masing.

Nanang yang mengambil jurusan D3 kedokteran mempunyai kegiatan yang sangat sibuk, setiap hari pulang sore, sementara malamnya harus belajar dan mengerjakan tugas. Sehingga jarang untuk menghubungi Laras.
Begitu juga dengan Laras yang mulai asik dengan teman-teman barunya, mencari suasana baru, hal itu ia lakukan agar tidak selalu bergantung pada Nanang.

Diantara teman-teman baru Laras, ternyata ada seseorang yang diam-diam suka dengan Laras. Cahyo, teman satu jurusan ditempat Laras kuliah.

Cahyo menaruh hati pada Laras, Cahyo coba menarik perhatian Laras dengan cara diam-diam membersihkan sepatu Laras saat Laras sedang sholat, Cahyo sering sms untuk sekedar mengingatkan Laras makan, bahkan ketika Laras mengambil napas Cahyo mengingatkan agar buang napasnya jangan sembarangan.

Sebenarnya Cahyo tau kalo Laras sudah punya pacar yang jauh disana, karena Laras sendiri yang bercerita tentang Nanang kepada Cahyo.

Bahkan ketika pertengkaran hebat yang terjadi antara Nanang dan Laras, yang disebabkan karena Nanang mem-follow salah satu teman wanitanya, yang lebih cantik dari Laras, Laras cemburu, Laras murka, Laras ngemil sampai beratnya naik 12 Kg.

Cahyo mengetahui itu semua, dan munculah akal bulus Cahyo. Cahyo bergumam dalam hatinya “ini kesempatan bagus buat gue xixixi”. Cahyo semakin intensif memberi perhatian pada Laras, Cahyo makin berani terus terang.

Cahyo mulai menawarkan Laras untuk pulang bareng, Cahyo sering membawakan makanan ketempat Laras, apapun Cahyo lakukan demi bisa mendapatkan Laras.

Laraspun merasa ada yang beda pada perasaannya, apa yang ia rasakan ketika Cahyo member perhatian kepadanya sama seperti apa yang ia rasakan dulu ketika Nanang memperhatikannya. Benih-benih cinta mulai tumbuh dihati Laras. Nanang? Ah, Laras tidak peduli lagi dengan nanang, Laras benar-benar marah karena Nanang tidak mau nge-block teman ceweknya yang lebih cantik dari laras itu.

Sampai akhirnya Laras memutuskan Nanang, hubungan mereka berakhir hanya karena hal sepele, piker Nanang. Padahal bagi Laras tidak semata-mata karena itu, tapi karena ada sosok lainlah yang menyebabkan Laras berani memutuskan Nanang.

Nanang kecewa, namun ia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Nanang memilih merelakan Laras dan fokus dengan D3 kedokterannya.

Sementara Laras, akhirnya Laras jadian dengan Herman, dosen pembimbing akademiknya.

Dan Cahyo, Cahyo yang patah hati melihat Laras jadian dengan dosen pembimbingnya, akhirnya ia bunuh diri dengan cara menahan kentut selama berhari-berhari, karena angin yang menyumbat tersebut menyebar dalam organ dalam Cahyo, yang menyebabkan paru-parunya tidak berfungsi dengan baik. Akhirnya Cahyo pun meninggal. Innalilahiwainalillahirajiun.

Itulah cerita yang gue sendiri nggak ngerti kenapa endingnya harus gitu, tapi sebenernya cerita ini tentang gue dan teman-teman gue alami.

Yang pada realitanya kejadian ini sering terjadi, dimana orang yang jauh akan kalah dengan yang dekat.
Yang setia akan kalah dengan yang selalu ada.
Yang ngingetin makan akan kalah dengan yang nemenin makan.
Yang nyuruh kedokter saat kita sakit akan kalah dengan yang mengantar kedokter.
Yang ngomong doang akan kalah sama yang langsung bertindak.

Yap, semoga cerita ini berguna buat lo yang baca, bisa jadi bahan pertimbangan, terutama buat lo yang bentar lagi lulus dan bakal pisah, dan harus LDR. Siapin calon pengganti dari sekarang yak ! hehehe.
Atau buat lo yang pernah ngalamin LDR, atau siapapun kamu yang mau menanggapi cerita gue, beri komentar di comment box ya :D

Komentar apapun akan gue terima dengan senang hati :)

See you :D



Kamis, 30 Januari 2014

Tujuan di Balik Tweet Seseorang



Ngetwit. Mungkin udah jadi kegiatan yang nggak bisa ditinggalin gitu aja bagi pengguna Twitter, dikit-dikit ngetwit, bentar-bentar ngetwit, semua kejadian sehari-hari nggak afdol rasanya kalo nggak dibikin tweet. 

Mulai dari hal sepele ngucapin ‘selamat pagi’, sampe yang paling ekstrem, berdoa di twitter. Kamu pikir dengan berdoa di twitter, Tuhan bakal stalking Timeline kamu? Terus malaikat bakal nge-Retweet tweet kamu?

Enggak!
 
Dalam hal ngetwit, kapasitas seseorang untuk membuat tweet berbeda-beda, ada yang bisa sampe 20 tweet perhari, ada yang cuma 5 tweet perhari, ada juga yang jarang banget ngetwit, sekalinya ngetwit kayak gini :



Kadang seseorang ngetwit bukan sekedar mengungkapkan apa yang ada dipikiran doang, banyak dari mereka mempunyai tujuan tertentu dibalik tweetnya. Ada bermacam-macam tujuan dibalik tweet seseorang, kalo dari yang gue amati sih isi dari tweet mereka punya tujuan untuk…


KODE


Saat  telepati tak lagi digunakan, saat sandi semapur terlalu rumit untuk dipecahkan, manusia beralih ke kode yang lebih sederhana. Iya, ngode lewat tweet.

Khususnya cewek-cewek yang gengsinya lebih gede dari Gelora Bung Karno, mereka ngetwit kode dengan harapan si target kode nya ini bakal baca, dan peka.

Contohnya:

 
kode minta dipeluk
kode minta dijemput


PAMER

 

 



“BERBAGI KEBAHAGIAAN”

Mungkin ini motto hidup mereka yang kerjaannya pamer kemesraan, pamer abis jalan-jalan. Terutama mereka yang baru jadian, abis jalan sama pacarnya, ngucapin makasihnya di twitter, kenapa nggak di sms aja, atau langsung ke orangnya aja, mereka pikir twitter milik mereka berdua? Mereka nggak sadar kalo ada Jomblo di Timeline yang melihat itu semua, mereka nggak tau apa yang jomblo rasakan? iri, dengki, kesemutan, nyeri sendi.

Ya begitulah orang kasmaran, apa-apa harus ditunjukan.


NYINDIR


Buat cewek-cewek yang punya musuh, nggak mungkin mau berantem kontak fisik, udah pasti berantem nya adu mulut. Bukan, bukan adu mulut kayak ikan cupang gini:

bukan.

Tapi nyindir ganas, cela-celaan, hina-hinaan.
Mau ketemu orangnya males ngeliat mukanya, mau lewat sms doang nggak puas, berantem aja di twitter biar seru.
kayak gini: 


Iya, jadi mereka sindir-sindiran lewat tweet, yang jelas tweet nya #NoMention, nanti temen mereka berkumpul ikut mengejek kubu lawan, begitu juga lawan nya, akan memanggil teman-temannya untuk membantu mengejek musuhnya. Dengan tweet sindiran adalah senjata satu-satunya, dan yang kalah, yang kalah lepas baju. 

nggak deng, itu mah kalo maen bola.

Kadang ada juga yang nyindir buat mantannya yang udah nyakitin, atau buat temannya yang nusuk dari belakang, kalo begini, biasanya mereka nggak berani frontal, seringnya mereka nyindir dengan cara nge-retweet kata-kata yang pas sama isi hatinya.


CURHAT




Pada dasarnya makna ngetwit yang sebenarnya adalah berbicara sendiri, dengan berharap orang lain ikut nimbrung.

Jadi nggak heran kalo ada orang yang curhat sendiri di twitter, cerita-cerita padahal nggak ada yang nanya.

Tapi ini tujuan ngetwit yang paling benar, bagi kamu yang sering curhat di twitter, yak! Kamulah pemenang yang kita cari selama ini.

Selamat !


Sebenarnya masih banyak tujuan dibalik tweet orang lainnya, berhubung gue ngertinya segitu, mending lo tanya bapak lo deh.

Oya, buat yang ngerasa tweet-nya ada diblog ini, gue nggak ada maksud apa-apa kok, cuma buat seru-seruan, dan nama twitter-nya juga udah gue tutupin. 
Positive thinking aja, berarti gue memperhatikan kalian.


Minggu, 12 Januari 2014

hal-hal yang dialami anak kost baru

Hidup sebagai anak kost itu indah-indah pahit, sih.

Indanya kalo pulang kerumah, pahitnya ya selama di kost-an.

Buat orang yang udah cukup lama nge-kost mungkin udah terbiasa dengan segala hal yang bersangkutan dengan dunia perkosaan, eh nggak deng, maap typo, maksudnya per-kost-an. Jadi semuanya udah bisa terkendali.

Tapi, buat anak kost baru atau bahasa kerennya anak kost kemaren sore, pastinya belum terbiasa dengan kerasnya dunia per-kost-an, susah duka pasti pernah dialami. Iya, susah duka, bukan suka duka, karena nggak ada suka nya. Beneran.



Mau tau apa aja yang dialami anak kost baru? Yaudah langsung aja.. cekidoot


Semua jadi serba sendiri

Yang tadinya dirumah mau makan tinggal makan, baju tinggal pake, mau mangga tinggal maling punya tetangga, setelah jadi anak kost itu semua sirna, makan harus beli dulu, baju nyuci sendiri, nyetrika sendiri, tidur sendiri, cebok sendiri, ngobrol sendiri, ketawa sendiri. Semua serba sendiri.


Kangen rumah

Nama nya juga nge-kost, pasti karena kuliahnya jauh dari rumah. Anak kost kemaren sore pasti sering betul kepengen pulang kerumah, buat yang kuliahnya masih disatu provinsi enak, bisa pulang tiap akhir pekan, tapi kalo yang kulianya di luar provinsi, atau di luar pulau, nggak mungkin bisa pulang sering-sering, pulangnya kalo libur panjang doang, makannya banyak yang ngerasain homesick. Menurut istilah, home berarti Rumah, sick berarti Sakit. Berarti homesick itu rumah Sakit. Jadi mereka sering masuk rumah sakit.

Serah..
terserah gue.


Susah ngatur uang











pada dasarnya anak kost itu harus hemat, uang makan yang di jatah ortu harus cukup sampe waktu yang ditentukan, biasanya sih jatahnya per-bulan. Tapi karena anak kost kemaren sore belum pakar buat ngatur pengeluaran, awal bulan sama akhir bulan gak balance. Mereka terlalu berfoya-foya diawal bulan, makanya nggak heran kalo pas awal bulan dateng ke KFC, makan. Akhir bulan dateng ke KFC, minta saos doang. Atau  awal  bulan makan rendang, akhir bulan makan bumbunya doang.


Yang dateng ke kost-an, cowok lagi cowok lagi

Anak kost baru tentunya belum banyak kenal orang disekitar, kenal cewek aja masih dikit gimana mau punya pacar, ada juga sih yang punya pacar, kebanyakan sih udah pacaran dari SMA, biasanya juga LDR. Pacarnya jauh. Sama aja ngenesnya sama jomblo, lagi-lagi bawa-bawa jomblo, nggak cuma masalah hati doang yang ngenes, masalah ngekost juga bikin nasip jomblo makin ngenes, gimana enggak, kost-an sebelah udah maen onta sama pacarnya, kosan sebelahnya lagi didatengin gebetannya sambil dibawain makanan. Tapi liat kost-an jomblo, sapa yang ngedatengin, cowok lagi cowok lagi. Selain bikin kost-an  berantakan gara-gara jadi tempat ngumpul temen-temen, kenyataan ini juga bikin hati jomblo berantakan.

PEDIH.



Ya begitulah susah dukanya jadi anak kost kemaren sore, gue sendiri sangat mengalami hal-hal tersebut.
alo amu pegimane?

Ngalamin hal serupa gak?

Atau lebih menderita?


Koment ya kaka..


yang deket aja bisa selingkuh, apalagi yang jauh.

Minggu, 05 Januari 2014

perubahan itu penting

Gue iri sama tanah kuburan, tanah kuburan aja ada gundukannya, masa hidup gue cuma datar aja.

Hidup datar-datar aja itu nggak asik, nggak ada orang yang disuka, nggak ada yang bisa dikejar, nggak ada yang bisa dikeramasin dan nggak ada yang bikin galau.
Karena nggak ada orang yang bisa di-galau-in bikin gue nggak punya inspirasi buat nge-blog. 

Akhirnya gue vakum cukup lama.

Tapi sekian lama gue vakum, diam-diam gue mengamati apa yang terjadi dalam hidup gue, mengamati orang-orang disekitar gue, mengamati perkembangbiakan tumbuhan secara generatif. Super sekali.

Hasilnya, gue bisa menyimpulkan kalo manusia itu gampang berubah.

Disadari atau tidak, sengaja atau tidak, manusia berubah begitu cepat, layaknya tumbuhan Hortikultura yang berubah dari masa penyemaian, lalu menjadi benih, lalu menjadi bibit yang siap tanam, hingga akhirnya dapat dipanen hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan. Cepat sekali bukan.


Iya, gue anak Pertanian.


Kita pasti pernah ngomong ‘nggak kerasa udah 17tahun aja’ atau nggak kerasa udah hari ibu aja, padahal belum ada hari gadis, tau-tau hari udah jadi ibu-ibu aja, siapa anaknya? Siapa yang menghamilinya?



Nah, kata ‘nggak kerasa’ berarti menyimpulkan kalo perubahan itu begitu cepat, tau-tau udah umur segitu aja.


Perubahan-perubahan itu gue rasain betul, mulai dari gue yang berubah makin kesini makin (nggak)  ganteng, terus rambut-rambut yang bertambah banyak, terutama jenggot, yang harus gue cukur tiap 2 hari sekali. Pernah seminggu gue lupa cukur, eh tau-tau udah panjang nyampe betis.

Temen-temen gue juga gitu. Ada temen gue, SD bareng, SMP juga bareng, tapi sekarang udah jadi kakek-kakek duluan. Sampe dia ngeluh sama Tuhan, ‘Tuhan, aku rasa ini kecepetan’.

Memang cepat sekali perubahannya.

Ngomong-ngomong tentang berubah, gue inget kata-kata ustad waktu Khutbah sholat Jum’at.

‘jika besok lebih baik dari hari ini, maka kamu termasuk orang yang beruntung. Jika besok sama dengan hari ini, maka kamu termasuk orang yang merugi. Dan  jika besok lebih buruk dari hari ini, maka kamu termasuk orang yang terdzolimi’.

Super sekali, itu ustad Khutbah nya sih udah bagus, tapi aksi panggung nya kurang, interaksi sama jemaahnya nol.

Dari situ dapat disimpulkan kalo kita emang kudu harus wajib berubah, tapi ‘besok harus lebih baik dari hari ini’, gue rasa itu sebuah istilah. Karena kalo dalam sehari manusia bisa berubah, gue rasa itu kecepetan.
Misal nih ye, misal. Kalo manusia bisa berubah dalam satu hari, gue sebelum tidur berdoa minta umur panjang sama Tuhan, eh pas bangun-bangun umur gue udah 1740 tahun.


04 Januari 2014          5 Januari 2014








Kan nggak enak.



Paling tidak, untuk berubah lebih baik itu untuk setahun kedepan.


Nah, berhubung masih dalam suasana tahun baru, Resolusi apa yang akan kamu buat biar tahun ini kamu bisa berubah lebih baik, biar kamu juga termasuk orang yang beruntung.

Nggak usah yang neko-neko, yang penting itu lebik baik, dan yang yakin bisa kamu tepati.
Misal, buat yang kelas 12, tahun ini harus lulus dengan nilai UN bagus, dan harus keterima ke PTN favorit. Itu kan super sekali.

Tapi jangan lupa, resolusi itu sama aja kamu janji sama diri sendiri, jadi harus bertanggung jawab sama janji sendiri.

Kalo resolusi gue sendiri, gue bakal lebih sering nge-blog, postingan gue juga harus berkualitas dan enak dibaca, biar suatu saat mimpi gue buat ngeluarin buku jadi kenyataan.
Amin.

Kalo resolusi kamu gimana buat tahun ini?

Mau gitu-gitu aja?

Masih ngarepin dia aja?

Masih mikirin mantan aja?

Masih ngemilin paku aja?

Berubah !!!



Kita nggak akan jadi apa-apa kalo kita biasa-biasa aja